Oleh: Abu Yusuf Ahmad Jamil bin Alim as-Salafi
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” [QS.Al-Isra’:44]
Allah Maha Besar sedangkan alam semesta dan seisinya kecil bagi-Nya. Allah Maha Perkasa tiada suatupun yang sulit bagi-Nya dan tiada pula suatupun yang dapat melemahkan-Nya. Allah Maha Pencipta, Dia tidak menciptakan alam semesta karena sebuah permainan belaka, tetappi Dia menciptakan alam semesta suapa mereka tunduk menghinakan diri mengagungkan-Nya, sehingga segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi tunduk mentauhidkan-Nya dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi, Raja yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS.al-Jumu’ah:1]
Marilah kita merenung sejenak mentadaburi ayat-ayat dan hadits-hadits yang menerangkan ketundukan alam semesta dalam mentauhidkan Allah, semoga dengan mentadaburi tanda-tanda kebesaran Allah, semakin menambah keyakinan dan keimanan kita kepada-Nya.
Kita mulai pembahasan ini dengan menyimak bagaimana ibadah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau shalat malam hingga kaki beliau bengkak padahal beliau telah dijamin masuk surga, beliau senantiasa bertaubat dan beristighfar seratus kali dalam sehari padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, beliau tidak takut miskin dalam bersedekah, bahkan beliau lebih cepat dalam bersedekah daripada angin yang diutus Allah untuk menurunkan hujan, beliau adalah manusia yang paling berakhlak mulia, jujur, amanat, sabar rendah diri dan memiliki akhlak-akhlak mulia yang lainnya, sehingga Allah ta’ala berfirman memuji Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya):
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah. [QS.al Ahzab:21]
Demikian pula dengan seluruh para nabi dan rasul ‘alaihimussalam, mereka adalah makhluk Allah yang terbaik, mereka adalah hamba-hamba Allah yang paling taat beribadah, sehingga mereka dipilih Allah menjadi duta besar dan utusan yang menyeru manusia untuk menyembah-Nya dan meninggalkan sesembahan kepada selain-Nya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Rabb (yang hak) melainkan Aku, maka beribadahlah kamu sekalian kepadaKu.” [QS.al Anbiya’:25]
Kemudian marilah kita memperhatikan bagaimana ketaatan para malaikat dalam beribadah kepada Allah, dan ingatlah bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang sangat taat beribadah, mereka selalu mengerjakan perintah Allah dan tidak pernah mendurhakai perintah-Nya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Mereka (para malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS.at Tahrim:6]
Firman-Nya (yang artinya):
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang dilangit dan dibumi. Dan Malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” [QS.al Anbiya’:19-20]
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata: “Dan yang disisi-Nya” yaitu para malaikat “mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih” artinya: mereka tidak merasa bosan dan tidak pula merasa jenuh dalam beribadah, karena disebabkan besarnya keinginan mereka dan sempurnanya kecintaan mereka serta kuatnya badan mereka. “mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya” artinya: mereka selalu mengisi seluruh waktu mereka untuk beribadah dan bertasbih, tidak ada waktu mereka yang sepi dan sunyi dari ibadah. Walaupun jumlah mereka banyak, namun semuanya memiliki sifat ini, yang demikian itu menunjukkan keagungan Allah dan besarnya kekuasan-Nya, sempurna ilmu-Nya dan kebijaksanaan-Nya, yang demikian itu mengharuskan tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia dan tidak diarahkan ibadah kepada selain-Nya.” [Lihat Taisir Karim ar Rahman, hal.520-521]
Jumlah malaikat sangatlah banyak, sampai-sampai tujuh langitpun merasa berat memikul beban mereka karena jumah mereka yang sangat banyak. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Langit itu merintih, dan benar jika langit itu merintih, demi jiwa Muhammad yang berada ditangan-Nya, tidak ada tempat di langit jarak satu jengkal kecuali terdapat dahi malaikat yang sedang bersujud, bertasbih kepada Allah dengan memuji-Nya.” [Lihat: ash Shahihah, no.852]
Dan ketahuilah malaikat yang bertugas memikul Arsy adalah malaikat yang sangat besar. Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku diberi izin untuk menceritakan tentang (besarnya) malaikat dari malaikat Allah yang memikul Arsy; sesungguhnya antara daun telinganya sampai kepundaknya menempuh jarak perjalanan tujuh ratus tahun.” [HR.Abu Dawud. Dan dishahihkan oleh al-Albani di ash-Shahihah, no.151]
Allah maha Besar, alangkah kecilnya manusia dibandingkan dengan malaikat pemikul Arsy, tetapi kenapa banyak manusia yang berani durhaka kepada Allah dengan menyekutukan-Nya dan bermaksiat kepada-Nya?! Sedangkan malaikat pemikul Arsy yang sangat besar tersebut tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabb-nya dan mereka beriman kepada-Nya.” [QS.al-Mu’min:7]
Ketika langit dan bumi dipanggil menghadap Allah, maka keduanya datang memenuhi panggilan Allah dengan penuh ketaatan.
Firman-Nya (yang artinya):
“Kemudian Dia menuju langit, dan langit, dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” [QS.Fushshilat:11]
Demikian juga matahari, bulan, bintang-bintang, pegunungan, pepohonan, binatang dan burung-burung; mereka semua tunduk bersujud mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit dan di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pepohonan, bianatang-binatang yan melata, dan sebagian besar manusia? Dan banyak diantara manusia yang ditetapkan siksa atasnya. Dan barangsiapa yang dhinakan Allah maka tidak ada seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” [QS.al-Hajj:18]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya hanya Dialah saja yang berhak disembah dan tiada sekutu bagi-Nya; segala sesuatu bersujud memuji kebesaran-Nya baik dalam keadaan taat ataupun terpaksa.” [Tafsir Ibn Katsir, Jilid 10, hal.24]
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri. Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang ada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (para malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan mereka selalu melaksanakan apa yang diperintahkan.” [QS.an-Nahl:48-50]
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung itu untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah.” [QS.Shaad:18-19]
Firman-Nya (yang artinya):
“Kalau sekiranya kami menurunkan al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” [QS.al Hasyr:21]
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku ketika matahari tenggelam:
“Tahukah kamu kemana matahari itu pergi?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari itu pergi sehingga ia sujud dibawah Arsy, lalu ia minta izin (terbit dan timur) maka iapun diberi izin, hampir-hampir ia sujud namun tidak diterima sujudnya dan ia minta izin (terbit dari timur) namun ia tidak diberi izin, lalu dikatakan kepadanya “Kembalilah dari tempat kamu datang”, maka iapun terbit dari sebelah barat.” [HR.al Bukhari, no.3199, Muslim no.250]
Pada waktu musim hujan seringkali kita mendengar suara petir yang menakutkan. Tetapi apakah kita mengetahui bahwa petirpun tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang dikehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Rabb yang Maha keras siksa-Nya.” [QS.ar Ra’ad:13]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla menciptakan awan, maka awan tersebut berbicara dengan baik dan tertawa dengan baik.” [HR.Ahmad. Lihat ash-Shahihah no.1665]
Jumlah batu-batuan di atas bumi sangatlah banyak. Sehingga dimanapun kita berada kita selalu menjumpai batu-batuan tersebut. Tetapi tahukah kita bahwa batu-batuan tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya?
Allah ta’ala berfiman (yang artinya):
“Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu lakukan.” [QS.al BAqarah:74]
Dari Jabir bin Samuroh radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui sebongkah batu yang di Mekah mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus (menjadi Nabi), sesungguhnya aku benar-benar mengetahuinya sekarang.” [HR.Muslim no.5898]
Bahkan makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ia berkata:
“Dahulu kami pernah mendengar tasbih makanan yang sedang disantap.” [HR.al Bukhari no.3579]
Allah Maha Besar, segala sesuatu yang kecil atau yang besar tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya, maka Maha Benar Allah di dalam firman-Nya (yang artinya):
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha penyantun lagi Maha Pengampun.” [QS.al-Isra’:44]
Alam semesta selain tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya, mereka juga cemburu dan marah ketika melihat ulah manusia yang melakukan kesyirikan, kekufuran dan kemaksiatan. Maka perhatikanlah kemarahan langit, bumi dan gunung ketika mendengar manusia mengatakan bahwa Allah memiliki anak.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan mereka berkata: “Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan suatu perkata yang sangat munkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” [QS.Maryam:88-90]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Hampir-hampir langit, bumi dan gunung-gunung itu hancur ketika mendengar ucapan para pendosa dari kalangan manusia, sebagai tanda pengagungan kepada Allah, lantaran mereka adalah makhluk yang diciptakan untuk mentauhidkan-Nya. Sesungguhnya tiada Rabb yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada pula yang semisal dengan-Nya, Dia tidak memiliki anak dan tiada pula memiliki istri, tidak ada yang setara dengan-Nya, tetapi Dia Maha Esa dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 9, hal.300]
Bahkan burung Hud-Hud pun cemburu dan marah ketika melihat ulah manusia memalingkan ibadah kepada selain Allah, maka simaklah firman Allah yang mengkisahkan keajaiban burung Hud-hud (yang artinya):
“Dan dia (Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh benar-benar aku menyiksanya dengan siksa yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.” Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya, dan aku datang kepadamu dari negeri Saba’ dengan membawa berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya bersujud kepada matahari, selain Allah; dan syaithan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk. Agar mereka tidak bersujud kepada Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia, Rabb Yang mempunya Arsy yang besar.” [QS.an-Naml:20-26]
Renungkanlah, burung Hud-hud marah ketika melihat ulah manusia melakukan perbuatan syirik. Tetapi kenapa banyak dari kaum muslimin yang masa bodoh serta acuh tak acuh melihat kesyirikan dan kekufuran, mereka tidak cemburu melihat Allah disekutukan?! Apakah hal ini menandakan burung Hud-hud lebih mulia disisi Allah daripada mereka?! Inna lillahi wa innaa ilaihi roji’un.
Ketika hari kiamat semakin dekat, di waktu semua manusia kufur dan tidak taat, maka sejenis binatang yang berada di perut bumi keluar berkata kepada manusia mengingkari kondisi mereka yang tidak beriman dengan tanda-tanda kebesaran Rabb. Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.: [QS.an Naml:82]
Allahu Akbar, alam semesta seluruhnya tunduk menyembah Allah, tidak ada satupun mereka yang menyekutukan Allah dan tidak ada satupun mereka yang memalingkan ibadah kepada selain Allah kecuali sebagian dari kalangan jin dan manusia, yang demikian itu menunjukkan bahwa Allah Maha Esa dan hanya Dia-lah yang berhak disembah.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dia-lah Allah yang tiada Rabb berhak disembah selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Rabb berhak disembah selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengkaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS.al Hasyr:22-24]
Maka betapa bodohnya manusia yang menyembah selain Allah, baik menyembah matahari ataupun bulan, menyembah patung atau bintang, menyembah pepohonan atau binatang, padahal apa yang mereka sembah tersebut tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Dia-lah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana.” [QS.al Hasyr:1]
Betapa buta dan tulinya orang yang mengaku beragama Islam, tetapi mereka masih melakukan beragam kesyirikan dan berbagai macam bentuk ketergantungan kepada selain Allah; baik mereka berdoa memohon permintaan kepada kuburan wali yang dikeramatkan ataupun mereka berdoa memohon permintaan kepada jin-jin yang mereka agungkan, padahal permohonan mereka tidak mungkin dikabulkan oleh siapapun selain Allah.
Firman-Nya (yang artinya):
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkan olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu minta selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah punya yang disembah.” [QS.al Hajj:73]
Alangkah meruginya orang-orang yang malas dan menyombongkan diri untuk beribadah; banyak yang meninggalkan shalat, banyak yang malas berpuasa, banyak yang enggan membayar zakat dan berinfak, banyak yang tidak mau menunaikan haji, padahal mereka tidak diciptakan di dunia ini melainkan hanya untuk beribadah kepada Allah.
Firman-Nya (yang artinya):
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [QS.adz Dzariyat:56]
Alangkah hinanya orang-orang yang mencari kepuasan dengan kemaksiatan seperti: minum minuman keras, menikmati perzinahan dan pergaulan bebas dan yang lainnya, semua larangan itu tidak lagi dihiraukan karena mereka tidak mengenal kebesaran Rabb.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit-langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Allah dan maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” [QS.az-Zumar:67]
Akhirnya mudah-mudahan Allah selalu menunjukkan kita ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang mengantarkan kita menuju surga dan selamat dari siksa api neraka.Aamiin. Wallahu A’lam.
Sumber:
Diketik ulang dari Majalah adz Dzakiirah Vol.8 No.1 Edisi.55 Th.1430/2009 Hal.7-18
Selasa, 31 Januari 2012
Alam Semesta Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar